Data Ekonomi Tak Sesuai Ekspektasi, Bursa Asia Menguat Ditopang Optimisme Negosiasi China

Bursa Asia kompak menguat dalam perdagangan di Senin (9/6). Meski data ekonomi terbaru tak sesuai ekspektasi pasar, investor tetap optimistis menyusul perkembangan negosiasi tarif dari China dan Amerika Serikat (AS).
Dilansir dari CNBC International, Selasa (10/6), berikut ini adalah catatan pergerakan sejumlah indeks utama dari Bursa Asia:
- Hang Seng (Hong Kong): Naik 1,63% ke 24.181,43.
- CSI 300 (China): Naik 0,29% ke 3.885,25.
- Shanghai Composite (China): Naik 0,43% ke 3.399,77.
- Nikkei 225 (Jepang): Naik 0,92% ke 38.088,57.
- Topix (Jepang): Naik 0,58% ke 2.785,41.
- Kospi (Korea Selatan): Naik 1,55% ke 2.855,77.
- Kosdaq (Korea Selatan): Naik 1,06% ke 764,21.
Pasar keuangan global mengawali pekan ini dengan sentimen hati-hati menyusul ketidakpastian kebijakan perdagangan dan pelemahan data ekonomi dari dua negara ekonomi terbesar dunia, Amerika Serikat dan China.
Analis Capital.com, Kyle Rodda menyebut bahwa kebijakan perdagangan masih menjadi ketidakpastian makro terbesar saat ini, termasuk di Bursa Asia.
Dari China, inflasi konsumen (CPI) tercatat turun 0,1% secara tahunan (YoY) pada Mei 2025. Sementara indeks harga produsen (PPI) anjlok 3,3% YoY, mencerminkan lemahnya permintaan domestik dan tekanan deflasi yang masih berlanjut.
Pertumbuhan Ekspor China pada bulan yang sama juga meleset dari ekspektasi pasar, dengan penurunan signifikan dalam pengiriman ke Amerika Serikat.
Dari sisi Amerika Serikat, data yang dirilis baru-baru menunjukkan indikasi pelemahan dalam sektor jasa. ISM Services Purchasing Managers' Index (PMI) turun menjadi 49,9 di Mei 2025. Padahal pada bulan sebelumnya ia mencatatkan angka 51,6.
Pelemahan ini terjadi di tengah ketidakpastian yang meningkat akibat kebijakan tarif yang diperkenalkan oleh Presiden Amerika Serikat (AS). Donald Trump.
Beige Book The Federal Reserve (The Fed) juga mencatat melemahnya aktivitas ekonomi secara keseluruhan di AS. Dampak dari data ekonomi yang lesu ini mendorong ekspektasi pasar terhadap kemungkinan penurunan suku bunga acuan oleh The Fed.
Pasar kini mengalihkan perhatian ke rilis data inflasi yang diperkirakan akan menjadi penentu penting arah kebijakan moneter selanjutnya.
Baca Juga: IHSG Melemah di Awal Juni 2025, Saham IKAN Pimpin Daftar Top Losers Pekan Ini
The Fed saat ini berada dalam masa blackoutperiod menjelang keputusan kebijakan yang akan diumumkan pada 18 Juni 2025.
相关文章
Ketua HWDI Maulani: DKI Jakarta Bisa Jadi Percontohan Kota Inklusif di Indonesia
Warta Ekonomi, Jakarta - Ketua Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Maulani Agustiah Rotins2025-06-10UIPM Buka Suara Usai Gelar Doktor Honoris Causa ke Raffi Ahmad, Ini Fakta
JAKARTA, DISWAY.ID --Universal Institute of Professional Management (UIPM) Thailand buka suara usai2025-06-10Resmi Gantikan Bambang Brodjonegoro sebagai Komisaris Utama Telkom, Ini Profil Angga Raka Prabowo
Warta Ekonomi, Jakarta - PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM) resmi mengangkat Angga Raka Prabow2025-06-10AHY Hadiri Ujian Terbuka Program Doktor Dirjen PPTR, Sampaikan Pesan untuk Pemangku Kebijakan
BOGOR, DISWAY.ID- Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), Agus Ha2025-06-10Kasus Rahmat Effendi, KPK Panggil Sekda Pemkot Bekasi
Warta Ekonomi - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memanggil Sekretaris Daerah (Sekda) Pemerintah Ko2025-06-10Cek Penerima PIP 2024 Kapan Cair? Simak Besaran Bantuannya
JAKARTA, DISWAY.ID- Cek penerima PIP (Program Indonesia Pintar) 2024 kapan cair perlu diketahui sisw2025-06-10
最新评论