Perjalanan Kecap Bango, dari Garasi Rumah di Tangerang hingga Dimiliki Unilever
Di balik cita rasa khas kecap Bango yang telah melekat di lidah masyarakat Indonesia, tersimpan kisah panjang perjalanan hampir satu abad. Semuanya berawal dari sepasang suami-istri Tionghoa asal Tangerang yang mewujudkan mimpi besar melalui kecap buatan tangan mereka.
Kisah Bango bermula pada tahun 1928, ketika Tjoa Pit Boen (yang juga dikenal sebagai Yunus Kartadinata) dan istrinya, Tjoa Eng Nio, memproduksi kecap secara tradisional di garasi rumah mereka di kawasan Benteng, Tangerang, Banten. Mereka memberi nama "Bango" pada kecap tersebut sebagai harapan agar produk ini dapat "terbang" tinggi seperti burung bangau dan dikenal hingga ke mancanegara.
Dengan hanya empat bahan utama, yaitu kedelai hitam, gula kelapa, air, dan garam, mereka menciptakan kecap berkualitas tinggi yang digemari banyak orang. Namun, mimpi besar itu sempat terhambat oleh masa perang (1939–1947) akibat kesulitan bahan baku.
Setelah perang usai, pasangan ini memindahkan produksi ke Jakarta dan memulai kembali dari nol. Mereka mengandalkan strategi pemasaran sederhana namun efektif, yaitu penjualan door to door. Tak hanya di Jakarta, promosi dilakukan hingga ke Sumatera, Jawa, dan Manado. Upaya ini membuahkan hasil hingga permintaan kecap Bango melonjak dan merek ini pun semakin dikenal luas.
Baca Juga: Cerita Sukses Bebek Kaleyo, dari Gerobak Kaki Lima hingga Jadi Puluhan Cabang Restoran
Pada tahun 1982, tongkat estafet bisnis diambil alih oleh anak keempat mereka, Eppy Kartadinata. Ia mendirikan PT Anugrah Indah Pelangi dan PT Anugrah Damai Pratama, kemudian membangun pabrik modern di Subang seluas 8 hektare.
Langkah strategis terjadi pada awal 1990-an ketika PT Unilever Indonesia tertarik bermitra untuk mengembangkan Bango. Kerja sama resmi dimulai pada 1992, dan pada 2001, Unilever mengakuisisi Bango sepenuhnya. Dalam prosesnya, dibentuk perusahaan patungan PT Anugrah Lever dengan pembagian saham 65% untuk Unilever dan 35% untuk keluarga Kartadinata. Pada 2007, Unilever mengambil alih kepemilikan penuh dengan membeli sisa saham yang ada.
Meski kini berada di bawah naungan Unilever, Bango tetap setia pada akar tradisinya. Proses pembuatan kecap masih mengandalkan fermentasi alami, yaitu kedelai difermentasi selama 2–4 hari, lalu direndam dalam larutan garam selama 4–6 bulan, dan dimasak dengan karamelisasi gula kelapa untuk menghasilkan warna serta rasa khas Bango. Bahkan, Bango berkolaborasi dengan Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam mengembangkan varietas kedelai hitam unggul bernama Mallika.
Baca Juga: Cerita William Rosenberg Membangun Dunkin’ Donuts, dari Sopir Truk Es Krim Simco hingga Sukses Punya Belasan Ribu Gerai Donat
Produk Bango terus berkembang, mencakup varian pedas, hitam gurih, hingga versi rendah gula. Semua varian tersebut tetap mempertahankan sertifikasi halal dan kualitas tinggi.
Tak hanya berfokus pada bisnis, Bango juga aktif mendukung kuliner lokal dan UMKM melalui Festival Jajanan Bango yang digelar sejak 2005. Melalui program Bango Pangan Lestari, mereka membina lebih dari 11.000 petani di Yogyakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Timur, sekaligus mendorong regenerasi petani muda bersama The Learning Farm.
Pada 2023, Bango dinobatkan sebagai merek kecap terfavorit oleh 80,5% masyarakat Indonesia berdasarkan survei Kurious-KIC. Kini, Bango menyumbang sekitar 5% dari total bisnis makanan Unilever Indonesia. Hal itu membuktikan bahwa warisan rasa yang dimulai dari sebuah garasi kecil tetap kokoh berdiri walaupun setelah hampir seabad berlalu.
(责任编辑:娱乐)
Penerapan Mapel Coding dan AI di Sekolah, Kemendikdasmen: Tak Selalu Pakai Komputer
Sahamnya Merosot Tajam Sepanjang 2025, Apple Gagal Tancap Gas di AI?
Bidik Pendapatan Rp650 Miliar, CGAS Genjot Ekspansi CNG di Kawasan Industri Strategis
Pemprov DKI Hemat Rp1,5 Triliun Hasil Efisiensi Anggaran
Perkuat Transaksi Lintas Negara, PayPal Bawakan Stablecoin ke Jaringan Stellar
- Lagi, Kemkomdigi Take Down 8.086 Konten Judi Online di Website dan Twitter
- Mendikdasmen Batasi Libur Ramadan Hindari Kepanikan Psikologis, Siswa Tetap Produktif di Rumah
- Prabowo Minta AHY Bentuk Satgas untuk Atasi Permasalahan Sampah Nasional
- Perusahaan Asuransi Tetapkan Biaya Tinggi untuk Kendaraan Listrik
- Mendiktisaintek Tegaskan Tak Ada Kampus yang Izinkan Bayar Kuliah Pakai Pinjol
- Usai Bertemu Wamendiktisaintek Stella Christie, Polemik Beasiswa Indonesia Maju Menemui Titik Terang
- CAIR! Nih Link dan Cara Cek Penerima Saldo Dana BLT BBM 2025 Pakai NIK KTP
- Deddy Sitorus Sebut Pilkada 2024 Gagal, 60 Persen Harus PSU!
-
Wagub DKI Sebut Izin Keramaian Ada di Kepolisian
Warta Ekonomi, Jakarta - Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebut pihaknya tidak pernah mengelua ...[详细]
-
Korupsi Pertamina, Kejagung Geledah Rumah Riza Chalid: Sita Uang Rp833 Juta dan 89 Bundel Dokumen!
JAKARTA, DISWAY.ID- Kejaksaan Agung (Kejagung) menggeledah rumah pengusaha minyak Riza Chalid, Selas ...[详细]
-
Korupsi Pertamina, Kejagung Geledah Rumah Riza Chalid: Sita Uang Rp833 Juta dan 89 Bundel Dokumen!
JAKARTA, DISWAY.ID- Kejaksaan Agung (Kejagung) menggeledah rumah pengusaha minyak Riza Chalid, Selas ...[详细]
-
Hubungan Jokowi dengan Deddy Sitorus Memanas, Puan: Sudahi Hal yang Bikin Kita Terpecah Belah
JAKARTA, DISWAY.ID--Ketua DPP PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani buka suara soal kembali memanasnya ...[详细]
-
Dolar Melemah, Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga Menguat di AS
Warta Ekonomi, Jakarta - Dolar Amerika Serikat (Dolar) melemah pada perdagangan hari Rabu (11/6). Ha ...[详细]
-
IHSG Terkoreksi 0,11% ke 7.222 pada Akhir Perdagangan Hari Ini, Saham MPXL Top Losers
Warta Ekonomi, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih lesu hingga penutupan perdagangan ...[详细]
-
Nggak Nyangka, Warga Jakarta Ingin Anies Baswedan Jadi Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta - Hasil survei Populi Center terbaru hasilnya bikin nggak nyangka. Warga DKI ...[详细]
-
Dunia Antariksa RI Cetak Sejarah! 3 Pelajar SMKN 4 Pontianak Berhasil Luncurkan Roket Amatir Pertama
JAKARTA, DISWAY.ID- Tiga pelajar SMKN 4 Pontianak, Daris Cahyo Adi (17), Fathur Rahman (17), dan Abd ...[详细]
-
Bursa Eropa Melemah, Hasil Perjanjian Dagang AS
Warta Ekonomi, Jakarta - Bursa Eropa kembali ditutup melemah, mencatat penurunan untuk hari ketiga b ...[详细]
-
Perspektif Kritis Pertamax Oplosan, Ekonom: Kerugian Ekonomi Hingga Kepercayaan Hilang
JAKARTA, DISWAY.ID --Kasus pengoplosan bahan bakar minyak (BBM) Pertamax tidak ayal telah menjadi ka ...[详细]
Antisipasi Potensi Konflik Pungut Hitung, Herwyn Dorong Bentuk Pusat Krisis di Tiap Wilayah
Ekspansi Jaringan Berbuah Manis, MDIY Sabet Dua Gelar Retail Asia Awards
- Bursa Asia Menguat, Investor Sambut Baik Kesepakatan Baru China
- Waspada Penipuan!, GoPay Tegaskan Tidak Pernah Terbitkan Kartu Fisik
- Laksanakan Perintah Kapolri Soal Tilang Elektronik, Ini Langkah Korlantas Polri
- Insentif dan Bankability Jadi Tantangan Pelaksanaan RUPTL 2025–2034
- KPK Amankan Rp 6,8 Miliar dari OTT Pekanbaru, Tetapkan 3 Tersangka Termasuk Risnandar
- Pupuk Kaltim Salurkan 45 Hewan Kurban Lewat Program Evolution
- Gagal Bayar Membengkak, OJK Seret Fintech ke Skema Laporan Kredit