您的当前位置:首页 > 焦点 > Tidak Hanya Penurunan Daya Beli, Ekonom Sebut Deflasi Dipicu Perubahan Pola Belanja 正文
时间:2025-06-16 15:21:14 来源:网络整理 编辑:焦点
JAKARTA, DISWAY.ID --Fenomena deflasi beruntun hingga kini masih melanda dunia perekonomian Indonesi quickq安卓破解无限试用
JAKARTA,quickq安卓破解无限试用 DISWAY.ID --Fenomena deflasi beruntun hingga kini masih melanda dunia perekonomian Indonesia.
Bahkan, deflasi ini diperkirakan akan berlanjut hingga Oktober 2024 ini.
Namun, fenomena deflasi ini rupanya tidak selalu disebabkan oleh penurunan daya beli saja, namun juga karena perubahan dalam pola belanja masyarakat.
BACA JUGA:Ketentuan Cara Berpakaian Tes SKD CPNS 2024, Lengkap dengan Barang yang Tak Boleh Dibawa!
BACA JUGA:Kompak Turun! Harga BBM per 1 Oktober 2024 di Pertamina, Shell, BP, dan Vivo
Fenomena perubahan pola berbelanja ini sendiri diketahui paling banyak terjadi di kalangan generasi muda, dimana generasi muda lebih memilih untuk memenuhi kebutuhan tersier mereka dibandingkan dengan kebutuhan primer mereka.
"Kita tidak bisa menyimpulkan semuanya disebabkan karena daya beli masyarakat menurun, sedangkan orang nonton konser aja banyak begitu," ujar Ekonom Bank Permata, Josua Pardede, dalam keterangan tertulis resminya pada Senin 30 September 2024.
Sementara itu menurut keterangan Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, fenomena deflasi ini juga menjadi tanda bahwa saat ini ada ketimpangan ekonomi yang semakin membesar.
"Ketimpangan ini memperlihatkan realitas bahwa uang semakin terakumulasi di tangan mereka yang berada di lapisan atas (the have), sementara lapisan menengah dan bawah masyarakat kian kehilangan daya beli," jelas Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Selasa 1 Oktober 2024.
BACA JUGA:Hari Batik Nasional 2024 Tanggal Berapa? Intip Tema dan Sejarahnya
BACA JUGA:Ini Perbedaan Hari Kesaktian Pancasila dan Hari Lahir Pancasila, Jangan Keliru!
Selain itu, Achmad melanjutkan, perubahan pola belanja yang cenderung mengutamakan barang-barang tersier di kelas atas ini mengindikasikan bahwa fenomena deflasi yang sedang kita saksikan tidak sepenuhnya mencerminkan penurunan ekonomi secara menyeluruh.
"Kelas atas tetap berbelanja, tetapi kebutuhan mereka berbeda dengan masyarakat bawah. Barang-barang seperti elektronik canggih, produk fesyen premium, atau liburan mewah masih menjadi pilihan utama konsumsi mereka," jelas Achmad.
Dalam jangka panjang, ketimpangan yang semakin tajam ini bisa berdampak buruk pada stabilitas sosial.
Kotak Kosong Menang, Komisi II DPR dan KPU Sepakat Gelar Pilkada Ulang Tahun 20252025-06-16 15:13
音乐教育→声乐|约翰霍普金斯/纽大/新英格兰...8张offer已到账!2025-06-16 15:10
Waspada Bahaya Sindrom Patah Hati, Bisa Bikin Gagal Jantung2025-06-16 15:01
Jadwal Festival Lampion Waisak Borobudur 2024, Cek Cara Daftarnya2025-06-16 14:41
Presiden Jokowi Lakukan Groundbreaking di IKN, Nilai Investasi hingga Rp 500 Miliar2025-06-16 14:26
UCAS报告出炉,中国学生逆势上涨,艺术专业热度再度攀升!2025-06-16 13:32
Bos Alexis Datangi PMJ Penuhi Pemeriksaan Dugaan Pemerasan Pimpinan KPK2025-06-16 13:31
Kasus DBD di RI Capai 62 Ribu, Naik 3 Kali Lipat dari 20232025-06-16 13:18
BKKBN Temukan Kasus Stunting saat Makan Bergizi Gratis di Ciracas2025-06-16 13:10
国外有名的服装设计学校有哪些?2025-06-16 13:03
MA Tolak Pengajuan Kasasi Sritex, Kemnaker Kawal Nasib 50 Ribu Buruh2025-06-16 15:14
Jokowi Sentil Gubernur Bali Soal Baliho Ganjar2025-06-16 15:04
VIDEO: Sakura Cantik Bermekaran Menandai Musim Semi Tiba di Toronto2025-06-16 14:56
Kasus DBD di RI Capai 62 Ribu, Naik 3 Kali Lipat dari 20232025-06-16 14:43
Guru Mau Cetak SKP di Akses e2025-06-16 13:50
PNM Beri Fasilitas Sekolah Kejar Paket Gratis untuk Keluarga Nasabah PNM Mekaar2025-06-16 13:33
Dokter Sebut Banyak Anak Keluhkan Bapil Setelah Lebaran2025-06-16 13:28
美行思远&奕肆公益2025-06-16 12:59
Mahfud MD Ungkap Alasan Tak Hadiri Pelantikan Prabowo2025-06-16 12:53
FOTO: Lari Sambil Tampil Nyentrik di London Marathon2025-06-16 12:44