Eks Agen FBI Ungkap di Mana Lantai Teraman Saat Menginap di Hotel
时间:2025-06-05 00:19:32 出处:知识阅读(143)
Tracy Walder, yang merupakan eks agen FBI dan CIA, mengungkap tips saat menginap di hotel. Dia berbagi rahasia mengenai kamar di lantai berapa yang mesti dipesan ketika menginap di hotel.
Saat masih bertugas sebagai agen khusus FBI dan CIA, perempuan berusia 45 tahun ini mengaku diajari mengambil tindakan pencegahan ekstra, terutama saat berada di luar negeri.
Walder selalu meneliti tempat tujuannya, sebelum memulai perjalanan, karena nantinya ada potensi ancaman terorisme. Dia juga menyiapkan aplikasi yang menginformasikan kepada kontaknya mengenai lokasinya apabila terjadi kondisi darurat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat menginap di hotel, Walder meminta kepada resepsionis untuk tinggal di kamar antara lantai tiga dan enam. Alasannya, ruang di lantai itu cukup rendah hingga ke lantai utama untuk akses darurat, tapi cukup jauh dari penyusup yang masuk melalui lantai dasar.
"Jika bicara soal lantai, terdapat dua hal, yang pertama adalah masuk. Biasanya, seseorang yang mencoba melakukan kejahatan akan mengambil cara termudah yang mereka bisa, yaitu dengan masuk melalui lantai pertama karena paling mudah diakses," ucap Walder.
"Dengan keluar, jika Anda berada terlalu tinggi di lantai 20 atau 21, akan sangat sulit bagi Anda untuk keluar dengan cepat," imbuhnya.
Saat sudah berada di dalam kamar hotel, Walder selalu menguncinya, baik dengan slot maupun dengan kunci menyatu dengan gagang pintu. Selain itu, dia memasang penahan pintu tambahan untuk tingkat keamanan ekstra.
"Suami saya, Ben, 44 tahun, menggoda saya tentang hal itu, dan meskipun kecil kemungkinannya ada orang yang akan menerobos masuk, kenyataannya adalah staf hotel memiliki kartu kunci untuk masuk ke kamar Anda," ujarnya.
Dia menerangkan bahwa langkah-langkah keselamatan ini dia tambahkan ke dalam rutinitas perjalanannya usai penugasan kerja rahasia ke luar negeri membuat Walder merasa tidak aman.
"Tentu saja saya tidak bisa terlalu spesifik karena hal ini masih dirahasiakan, tapi secara umum, saya melakukannya berdasarkan gagasan bahwa saya berada di negara lain untuk memata-matai mereka. Jadi saya harus berasumsi bahwa negara lain tersebut mungkin mengetahui siapa saya dan mungkin mencoba melukai saya," ujarnya, seperti dikutip dari New York Post.
"Mereka pernah menolak untuk memindahkan saya dari lantai pertama ketika saya sedang bekerja, jadi saya mulai meletakkan handuk di bawah pintu," tambahnya.
Walder pun memastikan untuk memberikan rencana perjalanannya kepada keluarganya, sehingga orang-orang mengetahui keberadaannya dan dapat menemukannya jika diperlukan.
"Harapan saya yakni memberikan orang-orang berbagai variasi kontrol keamanan dan mendorong mereka untuk menggunakan hal-hal yang dapat mereka kendalikan atau sudah mereka miliki, tanpa harus membeli apa pun," ucapnya.
(wiw)猜你喜欢
- Menko Perekonomian Airlangga Ajak Kanada Kolaborasi Manfaatkan Peluang Ekonomi
- Polisi Kantongi Identitas Penusuk Pengemudi Ojol di Tanah Abang, Lagi Diburu
- Belum Terpikir Bentuk TGUPP Pasca 11 Hari Menjabat, Heru Budi: Tergantung Selera Gubernur
- Daerah Sasaran Operasi Damai Cartenz 2024 di Papua, KKB dan Kelompok Kriminal Politik Target Utama
- Pramugari Ungkap Hal Teraneh yang Pernah Tertinggal di Pesawat: Bayi
- Studi Temukan 3 Minuman Bisa Picu Stroke, Ada yang Dikira Sehat
- Prakiraan Cuaca Jakarta Kamis 27 Oktober: Sore Sebagian Besar Wilayah DKI Hujan
- Terkuak! Usai Bunuh Icha, Eks Pendeta Muda Rudolf Tobing Pakai Uang Korban untuk Main Trading Binomo
- Bursa Eropa Ditutup Flat, Investor Dibayangi Lesunya Ekonomi dan Kekhawatiran Tarif AS