会员登录 - 用户注册 - 设为首页 - 加入收藏 - 网站地图 Konflik Iran!
当前位置:首页 > 娱乐 > Konflik Iran 正文

Konflik Iran

时间:2025-06-17 03:23:00 来源:quickq最新版本苹果 作者:综合 阅读:436次
Warta Ekonomi,quickq会员免费分享 Jakarta -

Pengamat Ekonomi dan Energi dari Universitas Gadjah Mada (UGM), Fahmy Radhi, menilai Konflik antara Iran dan Israel memicu lonjakan harga minyak berpotensi tembus hingga US$ 100 per barel jika perang tak kunjung mereda.

”Sekarang sudah sekitar 76 dolar per barel. Nah, kalau perang meluas, melibatkan beberapa negara di Timur Tengah, saya perkirakan harga bisa mencapai sekitar 100 dolar per barel atau lebih. Kalau memang benar sampai 100 dolar per barel, maka ini akan mempengaruhi negara-negara lain, termasuk Indonesia,” ucapnya pada media, Senin (16/06/2025).

Konflik Iran

Konflik Iran

Baca Juga: Serangan Udara Iran ke Israel Tewaskan 6 Orang dan 140 Terluka

Konflik Iran

Melansir Reuters, harga minyak mentah Brent pada perdagangan hari ini tercatat naik 7,02% menjadi US$ 74,23 per barel. Sementara itu, West Texas Intermediate (WTI) melonjak 7,62% ke posisi US$ 72,98 per barel. Keduanya mencatatkan lonjakan intraday tertinggi sejak tahun 2022.

Konflik Iran

Fahmy mengatakan, bila harga minyak benar-benar tembus US$100 per barel, Indonesia akan dihadapkan pada dilema besar, terutama terkait kebijakan subsidi bahan bakar.

“Kalau harga masih di bawah USD 100, katakanlah di kisaran US$ 90-an, barangkali pemerintah masih bisa mempertahankan harga BBM subsidi. Tapi kalau sudah menembus US$ 100, ini perlu penyesuaian harga. Kalau tidak, beban APBN akan membengkak. Sebaliknya, jika harga BBM subsidi dinaikkan, risikonya memicu inflasi dan menurunkan daya beli masyarakat, ini sangat berbahaya,” jelasnya.

Menurutnya, lonjakan harga minyak global cukup masuk akal karena kawasan yang berkonflik merupakan produsen utama minyak dunia dan jalur distribusinya juga tergolong strategis.

Baca Juga: Israel-Iran Saling Serang, Harga Minyak Naik Tajam

“Kawasan ini adalah pusat produksi dan distribusi minyak dunia. Jika rantai pasok terganggu akibat konflik, maka wajar jika harga melonjak. Jadi asumsi harga menembus US$ 100 per barel itu cukup realistis jika eskalasi perang terus berlanjut,” pungkas Fahmi.

(责任编辑:综合)

相关内容
  • Polda Jambi Binasakan Belasan Kilogram Sabu
  • Isu Pemindahan Ibu Kota Negara, Anies: Itu Wewenang....
  • Anies Belum Relokasi Korban Kebakaran. Lamban?
  • Mendagri akan Lapor Presiden Soal Usulan Revisi UU Politik Melalui Omnibus Law
  • IPRO dan Fonterra Kolaborasi Daur Ulang Sampah Plastik Jadi Perabotan Rumah Tangga
  • Penerbangan Perdana Rute Makassar
  • Anies Baswedan Pamer Sekamar dengan Prabowo saat Reuni, Punya Panggilan Akrab Ibob
  • Kepala BPKP Ingatkan Kepala Daerah se
推荐内容
  • Keberagaman Pelaku Ekraf di Bali Bisa Jadi Contoh Bagi Daerah Lain
  • COP Apresiasi Penangkapan Pelaku Penembakan Orang Utan
  • Prabowo Teken Perpres Baru, Setkab Kini di Bawah Kemensetneg dan Setara Eselon II
  • Cerita Megawati yang Tidak Punya Ponsel agar Tak Disadap: Kayak James Bond Aja!
  • Pasca Papa Novanto Dipindahkan, RSCM Kencana Sepi Pengamanan
  • Kepala BPKP Ingatkan Kepala Daerah se